8 Nov 2011

proses, perjuangan, dan pencapaian

Kebahagian yang hakiki didalam hidup ini dicapai melewati perjuangan yang gigih! sesungguhnya pencapaian kebahagiaan adalah muara dari aliran kehidupan yang telah melalui jeram-jeram yang yang bergejolak kencang selama perjalanan menuju pencapaian itu. Tak jarang banyak orang yang saya istilahkan tenggelam bagi orang-orang yang tak kuat dalam melewati jeram-jeram yang kerap membuat perjalanan hidup menjadi tidak nyaman. Namun alangkah indahnya bagi orang-orang yang kuat dan berhasil mencapai muara superior tersebut.

Coba bayangkan jika anda seorang calon anggota sebuah organisasi yang sangat bergengsi, anda harus melalui masa orientasi, masa pembekalan, dan masa pendidikan yang tidak mudah, untuk selanjutnya anda akan dilantik dengan sebuah selembar kain yang diikatkan dileher anda. Jika anda berhasil dan lulus dalam masa-masa untuk memenuhi syarat untuk menjadi anggota, maka anda akan bangga dengan selembar kain tersebut. Berbeda halnya jika ada seseorang yang memberikan selembar kain yang sama saat anda sedang berjalan di pinggiran kota, sepertinya kain tersebut tidak ada sensasi kepuasan yang bersatu bersama kain tersebut. Namun hendaknya perjuangan anda pun bukan untuk menjadi sebuah bahan yang menjadikan pribadi yang sombong, tinggi hati, dan merasa lebih dari yang lain, karena tak akan afdhal jika kita berbahagia namun orang-orang disekitar kita, membenci dan tak bahagia bila berada dekat dengan kita, seungguh Ironis sekali yah, kasian.

Ini juga nih salah satu hal lagi yang hendaknya menjadi pertimbangan sebelum berburu. Adalah mengukur kemampuan diri!
mari kita gambarkan dalam sebuah cerita basi tentang harimau yang sedang mengejar kancil. Kita harus bisa mengukur kemampuan yang ada pada diri kita. Bayangkan jika kita tidak tahu kita seekor kancil jika kita telat berlari maka kita akan habis dikunyah oleh macan. Sama halnya jika kita jadi harimau dan telat menerkam, maka kita tidak akan makan untuk hari itu. Namun jika kita tahu kemampuan kita adalah kemampuan seekor kancil maka kita harus berlari secepatnya untuk tetap hidup dan melenggang ke arah kehidupan. Sama halnya pula jika kita menjadi harimaunya kita harus sigap dan tanggap dalam mengejar si kancil agar bisa makan enak.
Mungkin kesimpulannya kita harus tahu siapa diri kita, apa yang bisa dilakukan oleh diri kita, dan bagaimana kah langkah-langkah terbaik yang harus dilakukan. Insya Allah pribadi bijak dan dewasa akan siap dalam menghadapi jeram-jeram kencang yang sudah menanti di belokan ke 6 sebelum air terjun.

1 komentar:

  1. pasti bisa. sekalipuun itu jalan yang terjal dan berliku. kalau yakin pasti bisa lewatinnya dengan baik, kalau nggak ya bakal jatuh.
    semangat \m/

    BalasHapus

Blogger templates